Miyamoto Musashi

Posted: Tuesday, December 9, 2014 by @pohontua28 in Labels: , , , ,
0

“Dari pemikiran dan petualangannya, lahirlah sebuah kitab yang mempengaruhi filosofi berperang bangsa Jepang…”

Miyamoto Musashi, adalah seorang samurai dan ronin yang sangat terkenal di Jepang pada abad pertengahan, tepatnya pada periode Sengoku. Dia adalah seorang seniman pedang Jepang yang mengembangkan gaya pedangnya sendiri, dan merupakan pendiri Hyoho Niten Ichi-ryu atau Niten-ryu. Ia diperkirakan lahir pada sekitar tahun 1584, dan meninggal tahun 1645. Musashi memiliki nama lengkap Shinmen Musashi No Kami Fujiwara No Genshin. Nama No Kami berarti kaum bangsawan daerah setempat. Pada umumnya, Fujiwara adalah nama asal dari keluarga leluhur para bangsawan di Jepang yang diturunkan ribuan tahun yang lalu. Nenek moyang keluarga Musashi (Hirada/Hirata) adalah keturunan keluarga Shinmen, penguasa di Kyushu, pulau bagian selatan Jepang. Nama Miyamoto sendiri adalah nama kuno sebuah daerah di barat daya Tokyo.

Ayah Musashi, Munisai Hirata (anak dari Hirata Shogen, seorang pengikut  Shinmen Kami, penguasa Benteng Takeyama, di distrik Yoshino Provinsi Mimasaka), meninggal ketika Musashi diperkirakan baru berusia 7 tahun. Selang beberapa waktu kemudian ibunya juga meninggal, maka Musashi kemudian ikut paman dari pihak ibu. Dengan demikian, ia sudah yatim piatu ketika Toyotomi Hideyoshi menyatukan Jepang pada tahun 1590. Tidak jelas apakah keinginan bermain Kendo adalah berkat pengaruh pamannya ataukah keinginan Musashi sendiri. Kisah petualangan Musashi sendiri berawal ketika ia baru berusia 13 tahun. Saat ia bertemu dengan Arima Kihei, samurai perguruan Shinto Ryu bidang seni militer yang terampil bermain pedang dan tombak yang sekaligus jadi musuh pertamanya. Musashi mengalahkannya dengan cara melemparnya ke tanah dan memukulnya dengan tongkat, sehingga musuhnya tersebut mati berlumuran darah.

Ketika ia berusia 16 tahun, Musashi mengalahkan lawan berikutnya, dan sejak itu ia kabur dari rumah dan terlibat dalam berbagai kontes pertarungan dan peperangan sampai ia berusia 50 tahun. Musashi mengembara keliling Jepang dan menjadi legenda. Berbagai musuh terkenal pernah dikalahkannya, antara lain samurai-samurai keluarga Yoshioka di Kyoto, Shishido Baiken, jagoan ilmu tongkat terkenal Muso Gonosuke di Edo, bangsawan Matsudaira di Izumo, dan Sasaki Kojiro di Bunzen.

Beberapa peperangan penting yang melibatkan Miyamoto Musashi adalah sebagai berikut,
1.Pertempuran melawan salah satu perguruan bela diri terkenal, Yoshioka di Ichijoji, Kyoto. Musashi bertempur melawan sekitar 50 samurai, dan pertempuran tersebut dimenangkan oleh Miyamoto Musashi dengan teknik dua pedangnya. Hingga saat ini, bekas pertempuran Musashi di Ichijoji dijadikan monumen oleh masyarakat Jepang.
      2.Pertempuran Sekigahara pada tahun 1600, antara pasukan Tokugawa Ieyasu dan pasukan pendukung pemerintahan Toyotomi Hideyori, dimana ribuan orang tewas terbantai dalam peperangan itu sendiri dan pembantaian sesudahnya oleh tentara pemenang perang. Saat itu Musashi memihak pasukan Toyotomi Hideyori (anak dari Toyotomi Hideyoshi).

Masa Tua Musashi
Pada tahun 1633 Musashi mulai tinggal bersama Hosokawa Tadatoshi, daimyo Kumamoto. Di masa ini Musashi juga sempat mengalahkan spesialis tombak , Takada Matabei. Total semasa hidupnya, Miyamoto Musashi telah melakukan 60 pertarungan dan dia lalui dengan kemenangan. Musashi resmi menjadi pengikut Klan Hosokawa pada tahun 1640. Dengan upah 300 koku, 17 pengikut dan kediaman di benteng Chiba.
Pada bulan kedua 1641, Musashi menulis sebuah karya yang disebut Hyoho sanju Go (Tiga puluh lima Petunjuk Strategi) untuk Hosokawa Tadatoshi. Tahun 1643 ia mengundurkan diri dari klan Hosokawa dan mengasingkan diri ke sebuah gua bernama Reigando sebagai seorang pertapa dan mulai intensif  menulis Kitab Lima Lingkaran dan selesai di bulan kedua tahun 1645. Menjelang wafatnya , Musashi mewariskan harta dan salinan naskah Go Rin No Sho kepada murid terdekatnya , Terao Magonojo. Musashi meninggal dunia di gua Reigando  sekitar 13 Juni 1645. Pada saat kematiannya, Musashi telah mengencangkan ikat pinggangnya dan meletakkan wakizashi di dalamnya. Dia duduk dengan satu lutut vertikal mengangkat, memegang pedang dengan tangan kiri dan tongkat di tangan kanannya. Ia meninggal dalam posisi ini, pada usia enam puluh dua. Pengikut utama Hosokawa dan perwira lainnya berkumpul dan  melaksanakan upacara. Kemudian mereka mendirikan sebuah makam di Gunung Iwato atas perintah Hosokawa.

Miyamoto Musashi fact’s
Masa hidup              : lahir di Provinsi Harima (th 1584), wafat di Gunung Iwato (th 1645)
Nama lengkap          : Shinmen Musashi No Kami Fujiwara No Genshin
Anak angkat            : ke-1 Miyamoto Mikinosuke, ke-2 Miyamoto Iori, ke-3 Hirao  Yoemon
Karya                      : Hyoho sanju Go (Buku 35 petunjuk strategi), Go Rin No Sho (Buku Lima Cincin)

Sabar Gorky

Posted: by @pohontua28 in Labels: , ,
3

“Semangat membuat hidupnya terus bangkit, menatap masa depan dengan segala kelebihan bukan kekurangannya…”

Sabar adalah nama aslinya, akhiran Gorky adalah nama baru yang di sematkan di belakang nama Sabar setelah dia berhasil mencapai puncak gunung Elbrus, Rusia. Menurut catatan sejarah Rusia, karena perjalanan hidupnya yang berliku maka pujangga Alexey Maximovich Peshkov mendapatkan panggilan baru Maxim Gorky, alias "Maxim si empunya hidup pahit." Nama akhir Gorky ( pahit ) yang awalnya merupakan olok - olokan bagi si Maxim kini justru menjadi sebuah julukan bernilai positif. Indonesia pun kini telah memiliki Gorky yang lain: Sabar Gorky.

Sabar Gorky tinggal di Desa Gendingan, RT 3 RW 6, Jebres, Solo. Pria kelahiran 9 September 1968 ini telah menggeluti dunia petualang sejak tahun 1985. Tentunya sudah tidak di ragukan lagi  jam terbangnya dalam mengeksplorasi alam pegunungan di Indonesia. Pada tahun 1996, Sabar yang hobi naik sepeda, panjat dinding, dan arung jeram mengalami kecelakaan yang membuat kakinya sebelah kanan terpaksa harus di amputasi. Kenyataan ini ternyata tidak membuat dia memutuskan untuk berhenti dari hobinya, yaitu panjat tebing. Dengan keadaan yang serba terbatas dia juga masih tetap menjadi kepala keluarga yang bertanggung jawab dalam menafkahi keluarganya. Sebelum mengalami kecelakaan dia telah aktif menggeluti dunia petualangan. Sederetan gunung tinggi di Indonesia seperti Gunung Merapi, Gunung Sindoro, Gunung Sumbing, Gunung Merbabu, pernah didakinya. Selain mendaki gunung, ia juga aktif mengikuti perlombaan balap sepeda, dan panjat dinding. Ia bahkan pernah memenangkan medali emas kejuaraan panjat dinding Asia pada tahun 2009.

Setelah kehilangan kaki kanannya, penjelajahannya belumlah berhenti. Justru malah semakin berkibar sepak terjangnya. Terbukti beberapa prestasi telah dia ukir diantaranya adalah sebagai berikut :
1.Meraih medali emas Kejuaraan Panjat Dinding Asia di Korea Selatan pada tahun 2009.
2.Mencapai puncak tertinggi Gunung Elbrus, gunung tertinggi di Eropa dengan ketinggian 5.642 mdpl pada 17 Agustus 2011. Sebuah momen yang sangat langka karena bertepatan dengan hari kemerdekaan bangsa Indonesia. Semoga spiritnya menular ke seantero nusantara bahwa seorang pendaki tunadaksa mampu berkiprah dalam pencapaian prestasi kelas dunia.
3.Mencapai puncak tertinggi Gunung Kilimanjaro, gunung tertinggi di Afrika dengan ketinggian 5.895 mdpl pada 13 November 2011. Kegiatan ini dilaksanakan berkaitan dengan hari Sumpah Pemuda dan hari Pahlawan. Sabar pun meraih gelar baru, pendaki tuna daksa pertama dunia yang berhasil menginjakkan kaki di puncak Gunung Kilimanjaro tanpa bantuan dari orang lain.
4.Memanjat dan mencapai puncak Monumen Nasional (Monas) di Jakarta dalam waktu 20 menit pada 4 Juni 2014.

Ke depan, dia bertekad mendaki gunung-gunung yang masuk dalam Seven Summits (tujuh gunung tertinggi di dunia). Selain itu, Sabar Gorky juga bermimpi memanjat Menara Petronas di Malaysia. “Memanjat Monas merupakan impian dari 2009. Saya sudah memanjat Monas, kemudian Menara Petronas. Saya ingin mendaki Cartensz Pyramid (Puncak Jaya). Kalau Kilimanjaro sama Elbrus sudah. Tinggal lima gunung lagi,” kata Sabar Gorky.

Sabar Gorky Fact’s
Lahir            : Solo, 9 September 1968
Istri              : Lenie Indria
Anak            : Novalia Eka
Pendidikan :
- SD Gulon, Solo
- SMP Purnama 1, Solo
- SMA Wolter Monginsidi, Solo (tidak lulus)